Jumat, 12 Agustus 2011

POS Pengelolaan keuangan




 Standar Operasional Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Sekolah


1.       Latar belakang
Dalam penyelenggaran pendidikan, Keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menetukan dan merupakan yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen pengelolaan keuangan suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menetukan terlaksananya kegiatan-kegiatan  proses belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen lainya. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memrlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen-komponen dan pembiayaan ini sangat perlu dikelola sebaik-baiknya, agar keunagan yang ada dapat dimamfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
2.Tujuan
-          Sebagai pertanggung jawaban pengelolaan keuangan oleh pihak sekolah kepada warga sekolah, pemerintah dan masyarakat
-          Sebagai alat ukur pencapain tujuan pelaksanaan pendidian dalam pelaksanaan kegitan KBM  bagaimana ifisiensi pengelelolaan keuangan disekolahdi jalankan dengan baik
-          Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dalam pengelolaan keuangan sekolah yang dilaksanakan seca ankuntabel dan dapt dipertanggungjawabkan kepada publik .

3.Sasarannya
-          Wali murid,
-          Guru, 
-          Diknas
-          donatur
4. Acuan/referensi :
·         Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 20 Tahun 2003 pasal 35 tentang standar Nasional pendidikan.
·         Peremendiknas No. 19 tentang Standar Pengelolaan pendidikan  Poin 8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
a. Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan.
b. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/Madrasah mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional:
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntab
·         Permendiknas No. 63 Tahun 2009 pasal 18 ayat 1 tentang delapan standar pendidikan diantaranya standar Biaya
·         Perturan Pemerintah republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 tentang pendanaan Pendidikan

2.       Definisi istilah
Pengelolaan Keuangan Sekolah adalah  pencatatan  dana yang diterima dan yang dikeluarkan oleh sekolah dan dipertanggungjawabkan secara akuntabel kepada pihak yang terkait,  misalnya , pemerintah , komite sekolah, warga sekolah, mayarakat   dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut.

5.Prosedur & mekanisme
Prosedur
Prosedur yang  dilakukan dalam pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana ini antara lain:
a.       Perencanaa dan sumber-sumber Pendapatan Sekolah
1.       Proses Perencanaan Keuangan Sekolah
-          Analisis kebutuhan sekolah menurut kurun waktu, pihak-pihak yang terlibat.
-          Melaksanakan analisis internal terhadap berbagai potensi sumber dana
-          Mengidentifikasi, mengelompokan dan memperkirakan sumber-sumber dana dapat diganti dan dikembangkan.

2.       Sumber-sumber pendapatan sekolah ( pasal 46, UU No. 20/2003; Pendanaan poendidikan menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat). Sumber –sumber pendapatan sekolah ditetapkan melalui  :
-          APBN
-          APBD
-          Mengalang partisipasi masyarakat melalui komite sekolah
b.      Pelaksanaan pembelanjaan dan pembukuan keuangan Sekolah
1.       Pembelanjaan Keuangan Sekolah
2.       Penyelengaraan Pembukuan keuangan sekolah


Penerimaan
                Sekolah sebagai sesuatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dana dari berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan baik dan benar. Dalam buku pedoman rencana, program dan penganggaran dikemukan bahwa sumber dana pendidikan antara lain meliputi: anggaran rutin, anggaran pembangunan,dana penunjang pendidikan, dana komite, donator, dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Disamping itu sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana dari pihak masyarakat baik perorangan maupun secara melembaga.
Penggunaan
                Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan untuk kepentingan sekolah, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar secara efesien dan efesien. Sehubungan dengan itu setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan Rencana Anggaran Pembiayaan Sekolah (RAPBS). Dan digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaran UN/UAS dan pengiriman/penulisan STTB/NEM, perjalanan dinas supervise, pengelolaan pelaksanaan pendidikan, serta pendataan. Kepala sekolah berwenang untuk mengatur masalah pendanaan pendidikan  disekolah, meskipun demikian kepala sekolah harus tetap memperhatikan peraturan yang ada.
Pertanggungjawaban
                Setiap akhir tahun sekolah dituntut untukmempertanggungjawabkan setiap dana yang dikeluarkan selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban ini dilakukan di dalam rapat dewan/komite sekolah, yang diikuti komponen sekolah, komponen masyarakat dan pemerintah daerah. Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh pengeluaran dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini disebut juga evaluasi ataupun evaluation involves auditing. Pertanggungjawaban(auditing) merupkan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan tugas. Proses ini menyangkut pertanggungjwaban penerimaan penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan dana kepada pihak-pihak yang berhak.       







Mekanisme :
No
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Mutu Baku
output
TU
Bendahara
Kepsek
kelengkapan
waktu
1
Perencanaan
-          Proses perencanaan keuangan sekolah

V


RAPBS


TIM

awal tahun, bulan, triwulan, semeter

Catatan/
Laporan

-          Mencari sumber –sumber keuangan sekolah



Komite, ABPD, APBD prop, APBN
Awal Tahun


-           






2
-          Pelaksanaan dan Pembukuan Keunagan

V

Bendahara
Akhir semester/
Akhir tahun


-          Pembelanjaan Keuangan Sekolah

V
V
Warga Sekolah
Berdasarkan kebutuhan











-          Pecnyelenggaraan pembukuan keunagan sekolah







3

-          Penerimaan anggaran


V

Bendahara
Awal tahun

4
-          Penggunaan anggaran

V
V
Warga sekolah
Berdasarkan kebutuhan

5
-          Peranggung jawaban

V
V
Bendahara
Kepsek
Akhir semester/akhir tahun


Sabtu, 15 Januari 2011

Desain pesan pembelajaran


A.  Pendahuluan
Belajar adalah aktivitas  yang  dilakukan manusia sesuai dengan umur dan secara sadar  baik dengan sesame manusia  atau alam sekitarnya. Makna belajar sendiri juga berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Dalam Proses pendidikan, para pendidik dituntut untuk merancang suasana dan lingkungan dimana peserta didik bisa berinteksi. Jika interaksi antara peseta didik dengan lingkungannya aktif maka akan menghasilkan pembelajaran  dan peserta didik itu sendirilah yang melakukan pembelajaran.
Pada Mulanya muncul teori belajar behavioristik, kemudian disusul dengan teori belajar kognitivistik, dan akhir-akhir ini teori belajar konstruktivistik. Salah satu alas an mengapa banyak teori tentang belajar bermunculan adalah karena pradigma, yaitu cara pandang pada tataran filosofis atas sesuatu fenomena  dunia. Belajar adalah fenomena sehingga bisa diamati, silihat , dan dikonsepsi dengan lebih dari satu pradigma.
Untuk menciptakan kondisi yang demikian , pendidik harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum masuk kelas, termasuk mempersiapkan bahan ajar. Banyak teori dan model pembelajaran yang bisamdijadikan  acuan dalam merancang bahan ajar. Termasuk didalamnya teori pembelajaran meta, preskriptif, deskriptif, dan teori perilaku menurut pandangan preskriftip.
1.      Teori Pembelajaran Meta
Suatu kerangka mengevaluasi model-model dan teori –teori pembelajaran
            Menurut Ensiklopedia wikipwdia , teori meta merupakan teori yang berhubungan dengan teori itu sendiri dan juga dengan teori-teori lainya. Atau secara umum dikenal dengan istilah teori dari teori-teori. Teori Meta juga bisa digunakan untuk menguji dan menilai model-modell dan teori-teori pembelajaran lain.

Teori Meta menekankan pada pentingnya penyesuaian terhadap sebagai jenis tindakan/perlakukan yang bisa digunakan untuk mengakomodasi kondisi pembelajaran dengan tingkat  kesulitan yang diahaapi.
Pada makalah yang ditampilkan oleh American Educatinal Research ( AERA) pada symposium tentang  teori pebelajaran menggambarkan :
Sebuah teori pembelejaran seharusnya yang bisa  bisa menginformasikan kepada kita mengenai perbedaan penerapanya dan hubungannya dengan variasi kebutuhan.
Penting untuk mengenali adanya sejumlah tipe pembelajaran yang efektif yang meberikan perhatian untuk kondisi tertentu. Yaitu pembelajaran yang menginformasikan kepada peserta didik bagaimana untuk melakukan sesuatu dan memberikan contoh-contoh dan prinsip-prinsip yang dapat membengun keterampilan mereka.
Bebeberapa pandangan terhadap rancangan Pembelajaran
            Pengalaman pribadi  : menurut pengalaman pribadi penulis artikel ini  (George L. Gropper)  dalam pengembangan materi pembelajaran dan menggunakan pada situasi-situasi tertentu, ternyata tidak terlalu mendatangkan hasil yang mengejutkan. Setelah dikajinya lagi  lebih mendalam ternyata semakin rinci/detail pemebalajaran yang diimasukkan, semakin jelas peserta didik bisa menguasai pembelajaran tersebut.
Penerapan/pelaksanaan para pengembang  :  para pendidik yang mengembangkannya menyarankan untuk melakukan tiga prinsip pembelajaran  :
1.      Menginformasikan kepada peserta didik apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukanya.
2.      Memeberikan contoh-contoh kepada mereka
3.      Mengidentifikasi prinsi-prinsip yang bisa mengbangun untuk keterampilan yang akan mereka pelajari.
Hasil Penelitian  :  awalnya berbagai studi tentang pembelajaran setelah diteliti ternyata tidak terlalu mendatangkan hasil . Tetapi setelah diteliti lagi kemungkinan ada teori pembelajaran yang dipilih memiliki kelemahan, diterapkan dengan kurang tepat atau kekurangan control pengalaman yang cukup. Kesimpulan akhir diperbaharui taitu menyangkut tiga tipe pembelajaran tadi ( apa yang akan dilakukan dan bagaimana, contoh-contoh dan prinsip-prinsip). Ketiga hal ini biasanya dilakukan dalam semua penelitian sebagai parameter pembelajaran.
            Parameter untuk teori Pemelajaran Meta
                        Teori pembelajaran meta menguji model pembelajaran mana yang sesuai dengan tingkah laku, kognitif, keterampilan serta menganalisis perbandingan penilaian dilapangan terhadap berbagai model dan teori pembelajaran. Parameter kondisi termasuk kedalam penelitian teori pembelajarn meta ini menggambarkan kondisi dan perlakuan.
Kondisi
            Disesuaikan dengan masing0-masing tujuan yang akan dipelajari dimana ada populasi pembelajaran yang sebenar nya. Berbagai teori dan model pemebalajaran
Berbeda-beda tujuannya ada yang untuk pemrosesan informasi, mengingat , dan keterampilan tingkah laku.
Perlakuan
Tingkat perhatian bisa ditentukan dengan berdasarkan jumlah dan jenis informasi yang tersedia, frekwensi informasi yang sama diulang-ulang, informasi yang bervariasi ataupun diurusi waktu selama perlakukan.
Dua parameter sebagai cirri-ciri perlakukan yang diperlukan  yang diperlukan untuk masing-masing kondisi :
-          Ada atau tidaknya perlakuan yang membutuhkan perhatian terhadap suatu kondisi
-          Perkiraan terhadap tingkat perhatian yang dianggap penting ditujukan untuk kondisi.
2.      Teori Pembelajaran Deskriptip dan Preskriptip : Analisis antara Hubungan dan Interaksinya.
Suatu teori atau suatu model pembelajaran bukanlah lahir secara langsung setelah adanya hasil penelitian sehingga bisa langsung diterapkan. Untuk menghasilkan proposisi teoritis dengan kondisi internal yang konsisten maka hal tersebut  dikaji dengan penelitian lebih lanjut dan praktek yang lebih lanjut juga.
Pada dasarnya teori pembelajaran deskriptif tak jauh berbeda dengan deskriftif logis pada matematika, fisika, biologi, farmasi, dan disiplin ilmu liannya. Semuanya mewakili proposisi mengenai apa yang lainya apabila mereka berada pada suatu kondisi tertentu. Teori pemebalajaran deskriptif diajukan untuk mengkaji jenis model yang spesipik, kondisi yang spesipik menyempurnakannya ke perubahan yang memiliki kinerja
Menurut LAnda (1976) proses pembelajaran bisa dilihat sebagai hal khusus dari proses pengontrolan dari kegiatan yang diatur dimana ia menunjukan tindakan pelaku yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu hakikat dari tujuan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut pelaku  haruss tahu hakikat dari tujuan itu sendiri, kartateristik pernyataannya, aturan letak pergantiannya satu sama lain, dan ketergantungan pergantian tersebut dengan kondisi eksternal dan internal.
Sementara teori pembelajaran prespektif melihat proposisi apa yang akan terjadi pada suatu kondisi tertentu, jika menghasilkan sikap A maka penting untuk mempelajari sikap A tersebut, jika B naka sikap B lah yang harus dipelajari, Proses ini diulang terus-menerus sampai target hasil psikologis dan behaviornya tercapai.
Teori pembelajaran deskriptip berhubungan dengan  “ jika…maka…” proposisi menyatakan apa yang terjadi secar psikologis jika kegiatan mensyaratkan tertentu ditampilakan. Dari teori pembelajaran prespektif penting, yang cukup) ditampilakan supaya sesuatu proses psikologi tertentu muncul/terjadi.
Ilmu deskriptif dan ilmu prespektif memiliki perbedaan peranan. Aspek penting yang membedakan adalah hanya nada satu jenis profesi dalam ilmu deskriptif, yaitu ilmuan. Sedangkan dlaam ilmu prespektif terlibat tiga jenis profesi, yaitu  (1) ilmuan ; (2) teknologi dan (3) teknisi. Ilmuan berurusan dengan pengembanganprinsip dan teori. Teknologi yang menggunakan prinsip dan teori untuk mengembaangkan presedur. Sedangkan teknisi yang menggunakan prosedur yang dikembangkan teknolog untuk menciptakan sesuatu ( Reigeluth, Bunderson, dan Merril dalam Degeng, 1989).
Sebaiknya dalam teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang prespektif menempatkan kondisi dan hasil sebagai givens sedangkan metode yang optimal ditetapkan  sebagai variable yang bisa diamati. Jadi metode pembelajaran sebagai variable terganting. Teori prespektif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriftif adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran desskriptif dimasudkan untuk memberikan hasil.
3.      Teori Perilaku Menurut Pandangan Prespektif
Menurut aliran tingkah laku, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interksi antara stimulus dan respon. Atau lebih tepat, perubahan yang dialami seseorang dalam kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukan perubahan tingkah lakunya.
Menurt teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa stimulus dan keluaran/output yang  berupa respons, sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tak penting di perhatikan sebab tidak bisa diamati. Dan yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons. Pada contoh di atas, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa tersebut dalam rangka membantu siswa itununtuk belajar. Dalam hal ini, stimulus mungkin berupa rangkaian lafabet, beberapa kalimat, atau sebuah bacaan. Adapun respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan guru-nya . Menurut teori Behaviorisme, apa aja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semua harus dapat diamamti, diukur, dan tidak boleh hanya impliist (tersirat)
Faktor lain yang juga penting adalah fajtor pengautan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan di Indonesia ( disebut positive reinforcement), maka respons akan semakin kuat, Begitu pun bila penguatan dikurangi ( disebut negative reinforcement) , resp[os pun akan tetap dikuatkan , Pelopor teori ini anatara lain adalah Pavlov, Watson, Skinner,Hull, dan Guthrie.
            Prinsip-prinsip Teori Belajar Perilaku
1.      Konsekuensi-konsekuensi
Prinsip yang penting dari teori-teori belajar perilaku ialah, bahwa perilaku berunah menurut konsekkuensi-konsekuensi yang bersifat langsung. Konsekuensi=konsekuensi yang menyenagkan akan “ memperkuat” Perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan “ melemahkan: Perilaku>
2.      Reinforser-reinforser
Reinforser-reinforser dapat dibagai 2 golongan, yaitu primer dan skunder. Reinfotser primer memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, misalnya: makanan,air,kemanan,kemesraan, dan seks.
3.      Hukuman
Konsekuensi-konsekuensinya yang tidak memperkuat perilaku disebut hukuman, Patut diperhatikan perbedaan antara reinforser negative ( memperkuat perilaku yang diinginkan dengan menghilangkan konsekuensi tidak menyengkan) dan hukuman, yang bertujuan mengurangi perulaku dengan menghadapkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan.
4.    Kesegeraan (immediacy) Konsekuensi-Konsekuensi
                        Salah satu prinsip dalam teori belaajr perilaku ilah, bahwa konsekuensi-konsekuensi yang segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi-konsekuensi yang lambat datangnya.
5.    Pembentukan (Shaping)
                        Istilah pembentukan atau “ shaping” digunakan dalam teori-teori belajar perilaku dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan baru atau peruilaku-perilaku dengan meberikan reinforceman pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan.
Pendidikan dapat  dilihat dalam dua sisi yaitu : (1) pendidikan sebagai prakti dan (2)pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkap kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantui pihak lain akan memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memilliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan segogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang tterjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat menginbas pada praktik pendidikan.
Teori preskriptif menawarkan gagasan-gagasan baru dan segar dalam penyelesaian persoalan dan dapat dikatakan sangat bermanfaat untuk mengembangkan aturan-aturan baru dalam praktek.  Tapi tidak jarang penyelesaian yang dihasilkan bersifat radikal jika dibandingkan dengan teori konservatif.