Sabtu, 15 Januari 2011

Desain pesan pembelajaran


A.  Pendahuluan
Belajar adalah aktivitas  yang  dilakukan manusia sesuai dengan umur dan secara sadar  baik dengan sesame manusia  atau alam sekitarnya. Makna belajar sendiri juga berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Dalam Proses pendidikan, para pendidik dituntut untuk merancang suasana dan lingkungan dimana peserta didik bisa berinteksi. Jika interaksi antara peseta didik dengan lingkungannya aktif maka akan menghasilkan pembelajaran  dan peserta didik itu sendirilah yang melakukan pembelajaran.
Pada Mulanya muncul teori belajar behavioristik, kemudian disusul dengan teori belajar kognitivistik, dan akhir-akhir ini teori belajar konstruktivistik. Salah satu alas an mengapa banyak teori tentang belajar bermunculan adalah karena pradigma, yaitu cara pandang pada tataran filosofis atas sesuatu fenomena  dunia. Belajar adalah fenomena sehingga bisa diamati, silihat , dan dikonsepsi dengan lebih dari satu pradigma.
Untuk menciptakan kondisi yang demikian , pendidik harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum masuk kelas, termasuk mempersiapkan bahan ajar. Banyak teori dan model pembelajaran yang bisamdijadikan  acuan dalam merancang bahan ajar. Termasuk didalamnya teori pembelajaran meta, preskriptif, deskriptif, dan teori perilaku menurut pandangan preskriftip.
1.      Teori Pembelajaran Meta
Suatu kerangka mengevaluasi model-model dan teori –teori pembelajaran
            Menurut Ensiklopedia wikipwdia , teori meta merupakan teori yang berhubungan dengan teori itu sendiri dan juga dengan teori-teori lainya. Atau secara umum dikenal dengan istilah teori dari teori-teori. Teori Meta juga bisa digunakan untuk menguji dan menilai model-modell dan teori-teori pembelajaran lain.

Teori Meta menekankan pada pentingnya penyesuaian terhadap sebagai jenis tindakan/perlakukan yang bisa digunakan untuk mengakomodasi kondisi pembelajaran dengan tingkat  kesulitan yang diahaapi.
Pada makalah yang ditampilkan oleh American Educatinal Research ( AERA) pada symposium tentang  teori pebelajaran menggambarkan :
Sebuah teori pembelejaran seharusnya yang bisa  bisa menginformasikan kepada kita mengenai perbedaan penerapanya dan hubungannya dengan variasi kebutuhan.
Penting untuk mengenali adanya sejumlah tipe pembelajaran yang efektif yang meberikan perhatian untuk kondisi tertentu. Yaitu pembelajaran yang menginformasikan kepada peserta didik bagaimana untuk melakukan sesuatu dan memberikan contoh-contoh dan prinsip-prinsip yang dapat membengun keterampilan mereka.
Bebeberapa pandangan terhadap rancangan Pembelajaran
            Pengalaman pribadi  : menurut pengalaman pribadi penulis artikel ini  (George L. Gropper)  dalam pengembangan materi pembelajaran dan menggunakan pada situasi-situasi tertentu, ternyata tidak terlalu mendatangkan hasil yang mengejutkan. Setelah dikajinya lagi  lebih mendalam ternyata semakin rinci/detail pemebalajaran yang diimasukkan, semakin jelas peserta didik bisa menguasai pembelajaran tersebut.
Penerapan/pelaksanaan para pengembang  :  para pendidik yang mengembangkannya menyarankan untuk melakukan tiga prinsip pembelajaran  :
1.      Menginformasikan kepada peserta didik apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukanya.
2.      Memeberikan contoh-contoh kepada mereka
3.      Mengidentifikasi prinsi-prinsip yang bisa mengbangun untuk keterampilan yang akan mereka pelajari.
Hasil Penelitian  :  awalnya berbagai studi tentang pembelajaran setelah diteliti ternyata tidak terlalu mendatangkan hasil . Tetapi setelah diteliti lagi kemungkinan ada teori pembelajaran yang dipilih memiliki kelemahan, diterapkan dengan kurang tepat atau kekurangan control pengalaman yang cukup. Kesimpulan akhir diperbaharui taitu menyangkut tiga tipe pembelajaran tadi ( apa yang akan dilakukan dan bagaimana, contoh-contoh dan prinsip-prinsip). Ketiga hal ini biasanya dilakukan dalam semua penelitian sebagai parameter pembelajaran.
            Parameter untuk teori Pemelajaran Meta
                        Teori pembelajaran meta menguji model pembelajaran mana yang sesuai dengan tingkah laku, kognitif, keterampilan serta menganalisis perbandingan penilaian dilapangan terhadap berbagai model dan teori pembelajaran. Parameter kondisi termasuk kedalam penelitian teori pembelajarn meta ini menggambarkan kondisi dan perlakuan.
Kondisi
            Disesuaikan dengan masing0-masing tujuan yang akan dipelajari dimana ada populasi pembelajaran yang sebenar nya. Berbagai teori dan model pemebalajaran
Berbeda-beda tujuannya ada yang untuk pemrosesan informasi, mengingat , dan keterampilan tingkah laku.
Perlakuan
Tingkat perhatian bisa ditentukan dengan berdasarkan jumlah dan jenis informasi yang tersedia, frekwensi informasi yang sama diulang-ulang, informasi yang bervariasi ataupun diurusi waktu selama perlakukan.
Dua parameter sebagai cirri-ciri perlakukan yang diperlukan  yang diperlukan untuk masing-masing kondisi :
-          Ada atau tidaknya perlakuan yang membutuhkan perhatian terhadap suatu kondisi
-          Perkiraan terhadap tingkat perhatian yang dianggap penting ditujukan untuk kondisi.
2.      Teori Pembelajaran Deskriptip dan Preskriptip : Analisis antara Hubungan dan Interaksinya.
Suatu teori atau suatu model pembelajaran bukanlah lahir secara langsung setelah adanya hasil penelitian sehingga bisa langsung diterapkan. Untuk menghasilkan proposisi teoritis dengan kondisi internal yang konsisten maka hal tersebut  dikaji dengan penelitian lebih lanjut dan praktek yang lebih lanjut juga.
Pada dasarnya teori pembelajaran deskriptif tak jauh berbeda dengan deskriftif logis pada matematika, fisika, biologi, farmasi, dan disiplin ilmu liannya. Semuanya mewakili proposisi mengenai apa yang lainya apabila mereka berada pada suatu kondisi tertentu. Teori pemebalajaran deskriptif diajukan untuk mengkaji jenis model yang spesipik, kondisi yang spesipik menyempurnakannya ke perubahan yang memiliki kinerja
Menurut LAnda (1976) proses pembelajaran bisa dilihat sebagai hal khusus dari proses pengontrolan dari kegiatan yang diatur dimana ia menunjukan tindakan pelaku yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu hakikat dari tujuan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut pelaku  haruss tahu hakikat dari tujuan itu sendiri, kartateristik pernyataannya, aturan letak pergantiannya satu sama lain, dan ketergantungan pergantian tersebut dengan kondisi eksternal dan internal.
Sementara teori pembelajaran prespektif melihat proposisi apa yang akan terjadi pada suatu kondisi tertentu, jika menghasilkan sikap A maka penting untuk mempelajari sikap A tersebut, jika B naka sikap B lah yang harus dipelajari, Proses ini diulang terus-menerus sampai target hasil psikologis dan behaviornya tercapai.
Teori pembelajaran deskriptip berhubungan dengan  “ jika…maka…” proposisi menyatakan apa yang terjadi secar psikologis jika kegiatan mensyaratkan tertentu ditampilakan. Dari teori pembelajaran prespektif penting, yang cukup) ditampilakan supaya sesuatu proses psikologi tertentu muncul/terjadi.
Ilmu deskriptif dan ilmu prespektif memiliki perbedaan peranan. Aspek penting yang membedakan adalah hanya nada satu jenis profesi dalam ilmu deskriptif, yaitu ilmuan. Sedangkan dlaam ilmu prespektif terlibat tiga jenis profesi, yaitu  (1) ilmuan ; (2) teknologi dan (3) teknisi. Ilmuan berurusan dengan pengembanganprinsip dan teori. Teknologi yang menggunakan prinsip dan teori untuk mengembaangkan presedur. Sedangkan teknisi yang menggunakan prosedur yang dikembangkan teknolog untuk menciptakan sesuatu ( Reigeluth, Bunderson, dan Merril dalam Degeng, 1989).
Sebaiknya dalam teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang prespektif menempatkan kondisi dan hasil sebagai givens sedangkan metode yang optimal ditetapkan  sebagai variable yang bisa diamati. Jadi metode pembelajaran sebagai variable terganting. Teori prespektif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriftif adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran desskriptif dimasudkan untuk memberikan hasil.
3.      Teori Perilaku Menurut Pandangan Prespektif
Menurut aliran tingkah laku, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interksi antara stimulus dan respon. Atau lebih tepat, perubahan yang dialami seseorang dalam kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukan perubahan tingkah lakunya.
Menurt teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa stimulus dan keluaran/output yang  berupa respons, sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tak penting di perhatikan sebab tidak bisa diamati. Dan yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons. Pada contoh di atas, stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa tersebut dalam rangka membantu siswa itununtuk belajar. Dalam hal ini, stimulus mungkin berupa rangkaian lafabet, beberapa kalimat, atau sebuah bacaan. Adapun respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan guru-nya . Menurut teori Behaviorisme, apa aja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semua harus dapat diamamti, diukur, dan tidak boleh hanya impliist (tersirat)
Faktor lain yang juga penting adalah fajtor pengautan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan di Indonesia ( disebut positive reinforcement), maka respons akan semakin kuat, Begitu pun bila penguatan dikurangi ( disebut negative reinforcement) , resp[os pun akan tetap dikuatkan , Pelopor teori ini anatara lain adalah Pavlov, Watson, Skinner,Hull, dan Guthrie.
            Prinsip-prinsip Teori Belajar Perilaku
1.      Konsekuensi-konsekuensi
Prinsip yang penting dari teori-teori belajar perilaku ialah, bahwa perilaku berunah menurut konsekkuensi-konsekuensi yang bersifat langsung. Konsekuensi=konsekuensi yang menyenagkan akan “ memperkuat” Perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan “ melemahkan: Perilaku>
2.      Reinforser-reinforser
Reinforser-reinforser dapat dibagai 2 golongan, yaitu primer dan skunder. Reinfotser primer memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, misalnya: makanan,air,kemanan,kemesraan, dan seks.
3.      Hukuman
Konsekuensi-konsekuensinya yang tidak memperkuat perilaku disebut hukuman, Patut diperhatikan perbedaan antara reinforser negative ( memperkuat perilaku yang diinginkan dengan menghilangkan konsekuensi tidak menyengkan) dan hukuman, yang bertujuan mengurangi perulaku dengan menghadapkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan.
4.    Kesegeraan (immediacy) Konsekuensi-Konsekuensi
                        Salah satu prinsip dalam teori belaajr perilaku ilah, bahwa konsekuensi-konsekuensi yang segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi-konsekuensi yang lambat datangnya.
5.    Pembentukan (Shaping)
                        Istilah pembentukan atau “ shaping” digunakan dalam teori-teori belajar perilaku dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan baru atau peruilaku-perilaku dengan meberikan reinforceman pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan.
Pendidikan dapat  dilihat dalam dua sisi yaitu : (1) pendidikan sebagai prakti dan (2)pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkap kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantui pihak lain akan memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memilliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan segogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang tterjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat menginbas pada praktik pendidikan.
Teori preskriptif menawarkan gagasan-gagasan baru dan segar dalam penyelesaian persoalan dan dapat dikatakan sangat bermanfaat untuk mengembangkan aturan-aturan baru dalam praktek.  Tapi tidak jarang penyelesaian yang dihasilkan bersifat radikal jika dibandingkan dengan teori konservatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar